Minggu, 17 Oktober 2010

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Tidak hanya upah besar yang mejadi tolok ukur dalam menentukan jenis pekerjaan.

Keselamatan kerja adalah hal yang seharusnya juga menjadi prioritas.

Apalah artinya gaji yang besar jika keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan menikmatinya jika nyawa atau kesehatan kita terancam?

Perlu Anda ketahui, dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja antara lain :

* Perilaku yang tidak aman dan
* Kondisi lingkungan yang tidak aman

Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi hingga menyebabkan keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan factor sebagai berikut:

1. Sembrono dan tidak hati - hati
2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan, seperti bencana alam. Faktor lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku yang tidak aman.

Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya. Tujuannya antara lain untuk melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja :

1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan antara lain adalah :

1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.

2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.

3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan.

Adapun cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja adalah :

1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.

2. Pengendalian administrasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.

Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja, demi menjamin keselamatan kerja.

Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib memberikan subsidi kecelakaan kerja. Apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan denda.

Kamis, 13 Mei 2010

Daftar 10 kota paling tercemar di Dunia

Daftar 10 kota paling tercemar di Dunia
1. Milan (Italia)
Milan surganya sepatu berkualitas dan kiblat fashion dunia. memiliki partikel kecil polusi yang dapat menyebabkan kanker dan gangguan pernapasan, Milan memiliki partikel tersebut jauh lebih banyak daripada kota kota lain di Eropa. Menurut penelitian oleh lembaga lingkungan Italia, Legambiente, Milan memiliki asap lebih banyak daripada kota kota lain di Eropa dan di kepulauan mereka juga menempati peringkat ke dua di level ozone. Kebanyakan dari masalah itu berasal dari kecintaan kota itu akan berkendara. Tapi itu akan segera berubah dengan cepat.

2. Norilsk (Russia)
Menurut studi oleh Environmental Think Tank The Blacksmith Institute tentang tempat yang paling tercemar polusi di dunia, Norilsk, Russia, tempat peleburan baja terbesar di dunia yang berpenduduk 134 ribu jiwa. Melepaskan banyak sekali partikel partikel metal seperti nikel dan cobalt ke udara. Hingga mengakibatkan gangguan pernapasan akut dan penyakit tenggorokan pada anak anak.

3. Pittsburgh (Pennsylvania)
Pittsburgh saat ini tercatat sebagai kota paling tercemar di Los Angeles, Amerika. terdapat banyak partikel poliso seperti soot, dan aerosol. Tetapi kota berpenduduk 335.000 yang telah berpindah dari kota industri menjadi salah satu kota yang layak dihuni, tidak bisa disalahkan akibat udara buruknya, menurut sebuah penelitian, kebanyakan polusi dari kota ini berasal dari pabrik pembangkit energi di Ohio

4. Mexico City (Mexico)
Mexico city adalah perangkap polusi alami, dikelilingi oleh pegunungan dari tiga arah dan terletak 7400 kaki di atas permukaan laut. Sumber polusi dari kota ini berasal dari asap 4 juta kendaraan yang terkurung pada awan di sekitar kota ini. Untuk membenahi ini, kota ini sedang merancang proyek retrofitting 25 bis diesel dengan filter khusus.

5. Dakar (Senegal)
Dakar adalah pusat kosmopolitan di afrika barat, tetapi hanya jarak selemparan batu dari kota itu ada sebuah malapetaka lingkungan, The Baie de Hanne yang menyediakan air minum dan air kebutuhan rumah tangga kepada 2 juta orang, mengandung tingkatan fecal streptococci lebih 17x lipat dari standard yang ditetapkan WHO. seperti rebusan dari baja keras.. The Blacksmith Institute sedang bekerja bersama dengan bank dunia untuk usaha pembersihan internasional

6. Sumgayit – Azerbaijan
Sumgayit dianggap sebagai new jersey nya uni soviet. Kota ini merupakan pusat dari pabrik produksi kimia dan pestisida, saat ini, masih terasa efek dari pencemaran tersebut seperti terkontaminasi oleh mercury yang mengalir ke laut kaspia, Tingkat kanker di kota ini meroket menjadi 275.000 jiwa. Bank dunia mendeklarasikan kota ini sebagai area bencana lingkungan yang akan di bersihkan..

7. Linfen (China)
Kota dengan penduduk lebih dari 4 juta jiwa yang terletak di jantung shanxi adalah pusat produksi batu bara and sering kali dianggap sebagai kota yang paling berpolusi di dunia, penduduknya menderita akibat asap tebal dari batu bara begitu juga air minum yang terkontaminasi oleh zat arsenic, namun linfen bukanlah satu satunya kota di negara itu dengan keadaan lingkungan yang buruk. Bank dunia mengestimasi bahwa 16 dari 20 kota terparah polusi udaranya berasal dari daerah industri di cina

8. La Oroya (Peru)
Sudah 85 tahun, pendudukLa oroya meleburkan tembaga dan zinc, Hujan asam juga telah menghancurkan vegetasi yang mengelilinginya.. dan merubah area ini menjadi lahan tandus, sejauh ini, pemerintah peruvia, telah memasukkan kota berpenduduk 35 ribu jiwa ini di dalam daftar perbaikan lingkungan.

9. Cubatao Valley (Brazil)
Daerah yang dihuni lebih dari 2 juta jiwa adalah daerah industri dan pusat produksi kimia di brazil, Sungai Cubatao yang merupakan sumber air utama untuk daerah ini telah tercemar oleh 1.5 juta ton kotoran per tahun dan lebih dari 10.000 KG sampah industri kimia per tahun. sebuah studi pada tahun 1980 menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga penduduk mengalami TBC, Pneumonia, Emphysema dan penyakit gangguan pernapasan lainnya. Sejak tahun 2000. Perusahaan air baru di brazil telah berusaha untuk membersihkan kawasan Cubatao dengan menginvestasikan dana sebesar $2.1 Milliar

10. Kabwe (Zambia)
Sudah 92 tahun, penambangan timah dan tembaga di luar kabwe, zambia kehabisan sedikit perlindungan lingkungannya, sudah lebih dari satu dekade sejak peleburannya berhenti. dan tingkat timah yang ditemukan pada rata rata anak yang mandi di sumber air yang terkontaminasi timah dan juga tanah yang tercemar, masih lebih 5 sampai 10 x dari batas maksimum yang diperbolehkan oleh US EPA. dalam beberapa kasus, anak anak banyak membawa level fatal dari kontaminasi, sejauh ini bank dunia telah menyediakan dana $ 40 Miliar untuk membantu merelokasi beberapa warga di kabwe, dan beberapa grup lokal dan internasional telah mengimplementasikan program extensive untuk mengajarkan penduduk tentang racun timah.

Kamis, 01 April 2010

Rabu, 17 Maret 2010

Seputar Penyakit

Appendicitis

Merupakan bagian dari usus yang berbentuk suatu tabung pendek yang buntu, panjangnya 7-10 cm, yang tumbuh pada persambungan usus besar dan usus halus. Biasanya berisi lemak dan tidak mempunyai fungsi spesifik di dalam tubuh.


--------------------------------------------------------------------------------

Gejala
1) nyeri tumpul dan samar disekitar pusar biasanya disertai mual dan tidak mau makan. Suhu meningkat sekitar 37,5-38,5 C, 2) Beberapa jam kemudian nyeri pindah ke perut bagian kanan bawah (sekitar garis yang menghubungkan tonjolan tulang pinggang dengan pusar) yang dikenal dengan titik Mc. Burney. Nyerinya lebih jelas dan tajam sehingga dapat mempengaruhi aktivitasnya misalnya kalau jalan sambil peganagn perutnya dan agak membungkuk menahan sakit, 3) Nyeri tekan didaerah mc. Burney, 4) Nyeri lepas (bila ditekan dan kemudian dilepas tekanan itu , terasa nyeri), 5) Nyeri perut kanan bawar bila penderita bernafas dalam, berjalan, batuk oleh karena gerakan dari peritoneum. Dan beberapa pemeriksaan lainnya yang akan dilakukan oleh dokter,

Penyebab
1) Adanya sumbatan lumen usus buntu misal oleh Tinja yang keras (fetalit) (2) Cacing Askaris (3) Tumor Appendiks (4) Erosi mukosa karena parasit misalnya E. Histolityca (5) Pembesaran jaringan linfe di daerah appendik.

Yang dapat dilakukan Pasien
Yang berada di tempat kejadian: Jangan memberi makanan ataupun minuman pada pasien karena mungkin harus segera dioperasi Segera bawa ke rumah sakit

Tindakan Dokter
Melakukan pemeriksaan fisik Melakukan uji coba laboratorium Melakukan operasi darurat, yaitu appendektomi

Pencegahan
kita bisa melakukan pencegahan dengan makanan yang berserat agar fesesnya tidak keras, Pemberian obat cacing teratur tiap 6 bulan. Menjaga kebersihan makanan agar tidak banyak mengandung parasit.

Catatan
Appendiksitis ini merupakan penyakit yang memerlukan tindakan cepat agar tidak terjadi perforasi (bocor) , oleh karena cepat periksakan ke dokter.

Cholera
Cholera adalah infeksi serius yang menyerang usus. Penularannya melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran penderita.


--------------------------------------------------------------------------------

Gejala
1) Diare hebat, banyak lendir dan sedikit/tidak ada ampasnya 2) Muntah 3) Kejang perut 4) Dehidrasi (merasa haus, bibir/lidah kering, sedikit/tidak keluar air seni

Penyebab
Bakteri Vibrio Cholerae. Lalat, kecoa dan tikus dapat juga menularkan dengan membawa bakteri dari kotoran yang terinfeksi ke makanan

Yang dapat dilakukan Pasien
1) Minum oralit sebanyak cairan diare yang keluar , 2) Bila dicurigai ada cholera atau tanda-tanda dehidrasi segera dibawa ke RS terdekat

Tindakan Dokter
1) Memastikan diagnosa 2) Menganjurkan ke RS untuk tindakan lebih lanjut 3) Mengganti cairan tubuh yang hilang melalu mulut atau infus jika diperlukan

Pencegahan
1) Minum air yang sudah dimasak sampai mendidih 2) Makan makanan yang baru dimasak 3) Makan buah-buahan yang baru dikupas 4) Lindungi makanan dari lalat/kecoa/tikus 5) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sesudah dari kamar mandi atau menyiapkan hidangan 6) Hindari tempat makanan yang kurang bersih 7) Jangan menyuburkan tanah dengan pupuk kotoran manusia

Catatan
KOMPLIKASI : 1) Shock/renjatan (kegagalan dari sistem sirkulasi darah) 2) Kematian, dapat terjadi dalam 48 jam

Rabu, 20 Januari 2010

SANITASI SARANA TRANSPORTASI

TUGAS
PRAKTEK SANITASI SARANA TRANSPORTASI
(PSST)

IDENTIFIKASI MASALAH SANITASI (SAMPAH)
DI TERMINAL BUMIAYU





Oleh :
P17433107209




DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
PRODI D III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2009
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Indonesia sehat 2010 adalah visi pembangunan kesehatan nasional yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki drajat kesehatan yang setinggi tingginya.
Terminal adalah tempat beserta fasilitasnya yang digunakan untuk naik, menurunkan serta menunggu penumpang dari bus. Sedangkan sanitasi terminal yaitu pengawasan pada beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada di terminal.
Terminal bus adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut
1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
Ada beberapa permasalahan yang sering muncul di terminal adalah masalah sampah. Masalah sampah kadang sering dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Padahal sampah apabila dibiarkan begitu saja tanpa
adanya pengelolaan yang serius akan menyebabkan bencana yang besar. Sebagai contoh adalah bencana banjir yang melanda kota-kota di Indonesia, salah satunya adalah kota Jakarta. Banjir yang terjadi diakibatkan oleh kegiatan manusia sendiri, yaitu sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sampah-sampah tersebut akhirnya menggunung dan menghambat aliran air sehingga akan menyebabkan banjir. Dampak yang lain dari tidak adanya pengelolaan sampah adalah munculnya berbagai macam jenis penyakit yang dibawa oleh perantara. Misalnya saja penyakit malaria,demam berdarah, berbagai macam penyakit kulit, desentri dll.
Sampah adalah benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan akan terus ada dengan berbagai permasalahannya selama manusia hidup dan beraktifitas. Sumber dari sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk berbagai kegunaan.pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, akan tetapi dalam laporan ini hanya akan mengambil sumber sampah pada tempat pelayanan kesehatan.
Pengelolaan sampah yang baik, dimulai sejak dini, yaitu dari sumber sampah tersebut berasal. Apabila dari sumbernya sudah dilakukan pengelolaan secara baik, maka dalam perjalanannya sampah tersebut tidak akan menjadi barang sisa yang tidak berguna tetapi menjadi barang yang masih mempunyai manfaat.



B. Tujuan
BAB II
HASIL

1. Bagian-bagian Terminal Bumiayu
Terminal adalah tempat beserta fasilitasnya yang digunakan untuk naik, menurunkan serta menunggu penumpang dari bus. Bus, angkota, angguna, dan taksi adalah salah satu sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk masyarakat di kota Semarang. Jumlah kendaraan yang terdaftar di Terminal Bumiayu sebanyak 455 buah, yaitu terdiri dari bus antar kota sebanyak 120 buah, angkutan umum 300 buah, bus kota swasta sebanyak 5 buah, armada PO Damri sebanyak 30 buah.
Persyaratan minimum hygiene dan sanitasi terminal bus dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :
A. Bagian luar
Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan :
1) Tempat parkir
2) Pembuangan sampah
3) Penerangan
B. Bagian dalam
1) Gedung perkantoran
2) Ruang tunggu
3) Jamban dan urinoir
4) Pembuangan air hujan dan air kotor
5) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)
6) Pemadam kebakaran
7) Kotak P3K
8) Pengeras suara
9) Gudang tempat penyimpanan barang
10) Mushola
2. Keadaan sanitasi di Terminal Bumiayu.
A. Bagian luar (eksterior)
Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan adalah:
1) Tempat parkir
Tempat parkir yang ada di Terminal Bumiayu cukup luas, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan, ketika musim penghujan tiba, tempat parkir tersebut selalu dipenuhi oleh genangan air, becek, dan tercium bau yang tidak sedap akibat sampah yang terbawa banjir.
2) Pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan hanya beberapa di sudut halaman. Tempat sampah yang ada adalah tempat sampah yang terbuat dari karet serta plastik dengan jumlah yang relatif kurang di lihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang. Tempat sampah yang disediakan adalah tempat sampah tanpa tutup.
3) Penerangan
Kondisi penerangan yang ada di terminal Bumiayu cukup memenuhi syarat, karena penerangannya cukup.
B. Bagian dalam (interior)
1) Gedung perkantoran
Gedung perkantoran terminal Bumiayu adalah bangunan yang baru di bangun, jadi kondisinya masih bagus.
2) Ruang tunggu
Ruang tunggu yang ada di terminal Bumiayu cukup luas, tetapi sanitasi kebersihannya kurang terjaga, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sampah yang tercecer di dalam ruang tunggu.

3) Jamban dan urinoir
Adapun jamban dan urinoir yang ada di terminal Bumiayu jumlahnya cukup, dimana hal tersebut memenuhi perbandingan 1 : 250, yaitu setiap 1 jamban digunakan oleh 250 orang. Hanya saja kondisi sanitasi jamban dan urinoir kurang terjaga. Hal tersebut dibuktikan dengan terciumnya bau yang tidak sedap pada jamban dan urinoir serta terlihatnya kecoa di tempat tersebut.
4) Pembuangan air hujan dan air kotor
Pembuangan air hujan dan air kotor pada terminal Bumiayu kurang teratasi dengan baik, tidak ada penampungan air hujan dan saluran pembuangan limbahnya tidak tertutup, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan kemungkinan besar digunakan sebagai sarang nyamuk.
5) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)
Kondisi sanitasi tempat penjualan makanan dan minuman di Terminal Bumiayu cukup bersih, hanya pada saat musim hujan, terminal ini banjir dan terdapat genangan air di sekitar rempat penjualan makanan dan minuman. Tempat sampah diletakkan di setiap sudut kios. Tetapi ada juga penumpang yang membuang sampah sembarangan sehingga ada sampah yang tercecer di sekitar kios tersebut.
6) Pemadam kebakaran
Di terminal ini tidak terdapat alat pemadam kebakaran, sehingga saat terjadi kebakaran, petugas hanya mengantisipasinya dengan menyemprotkan air atau menggunakan karung goni.
7) Kotak P3K
Di terminal ini tidak tersedia kotak P3K.
8) Pengeras suara
Di terminal ini terdapat alat pebgeras suara dan alat tersebut berfungsi dengan baik.
9) Gudang tempat penyimpanan barang
Untuk gudang tempat penyimpanan barang terdapat di dalam terminal. Barang tersimpan cukup rapid an tertata dengan baik sesuai dengan fungsinya.
10) Mushola
Di terminal ini terdapat mushola.

3. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi sanitasi terminal
A. Aspek sosial
1) Pendekatan edukatif kepada pengelola dan karyawan terminal bus.
2) Usaha peningkatan pengertian dan kesadaran tentang pentingnya hygiene dan sanitasi akan meningkatkan kualitas kesehatan karyawan, pengunjung dan masyarakat.
B. Aspek teknis
Perlu ada suatu peraturan untuk. menjaga agar usaha hygiene dan sanitasi tidak merugikan masyarakat. Dalam pelaksanaanya, penerapan peraturan sering terjadi kendala karena :
1) Kurang pengertian dan kesadaran dari karyawan terminal tentang peraturan yang menyangkut hygiene sanitasi
2) Sikap apatis sebagian masyarakat tentang peraturan tersebut
C. Aspek administrasi
Beberapa manfaat pengawasan terminal bus :
Menjamin kebersihan terminal bus
1) Melindungi pengunjung dari faktor lingkungan yang merugikan kesehatan.
2) Mencegah berbagai macam penyakit menular dan penyakit akibat kerja.
3) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan lain.

Berbagai macam bahaya kesehatan yang timbul dari aktivitas terminal bus
a) Kebersihan WC/MCK yang tidak dijaga menjadi sarana penularan penyakit, dari segi estetika menimbulkan bau tak sedap, kurang nyaman, jijik.
b) Bus yang semrawut menyulitkan arus lain sehingga meningkatkan daya emosi pengendara bus dan penumpang menjadi bingung, cepat lelah, dll.
c) Tata letak lampu yang tidak diatur dengan baik pada malam hari yang menyebabkan silau
d) Sampah dan saluran air kotor yang menjadi sarang tikus, nyamuk, kecoa
e) Kantin dan pengelolaan makanan yang tidak sanitair sehingga menimbulkan keracunan, diare, dan sebagainya.
f) Pencemaran udara oleh asap dari emisi knalpot mengakibatkan keracunan CO, NO2, SO2 dan Pb.

BAB III
PEMBAHASAN


A. Prioritas Permasalahan
Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa bagian yang ada di Terminal Bumiayu yang masih kurang memenuhi syarat sanitasi yang baik, khususnya tentang penanganan sampah.
1. Tempat parkir
Ketika hujan deras, tempat parkir dipenuhi dengan genangan air. Hal ini disebabkan karena konstruksi tempat parkir yang kurang mendukung, tidak tersedianya penampungan air hujan yang baik, serta sistem drainase tidak tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu adanya perbaikan pada hal-hal tersebut.
2. Pembuangan sampah
Sampah hanya dibuang pada tempat sampah yang tanpa tutup yang mana sampah dicampur antara yang basah dan yang kering sehingga menimbulkan bau. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan tempat sampah untuk sampah basah dan sampah kering serta menggunakan tempat sampah yang bertutup untuk mengurangi bau.
3. Jamban dan urinoir
Pada jamban dan urinoir, tercium bau yang tidak sedap, untuk itu perlu dilakukan pembersihan secara rutin, serta pemberian pengharum ruangan untuk mengurangi bau.
4. Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)
Kondisi sanitasi tempat penjualan makanan dan minuman di Terminal Bumiayu cukup bersih, hanya pada saat musim hujan, terminal ini banjir dan terdapat genangan air di sekitar tempat penjualan makanan dan minuman. Tempat sampah diletakkan di setiap sudut kios. Tetapi ada juga penumpang yan
g membuang sampah sembarangan sehingga ada sampah yang tercecer di sekitar
kios tersebut. Untuk itu perlu dibuat saluran pembuangan air yang lancar di sekitar kios makanan minuman, serta perlu adanya kesadaran dari para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya.

Permasalahan yang paling menonjol pada pengelolaan sampah di Terminal Bumiayu ini antara lain :
a) Belum adanya pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dihasilkan baik oleh penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar terminal sehingga sampah tercampur dan menimbulkan bau.
b) Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah.
c) Di tempat tersebut juga tidak terdapat plakat maupun himbauan tentang menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
d) Tempat sampah yang digunakan adalah tanpa tutup sehingga memungkinkan adanya tikus, kecoa, maupun kucing merusak tempat tersebut.
e) Sampah hanya dibuang begitu saja di tempat sampah tanpa adanya pemilahan maupun pemanfaatan terhadap sampah.

B. Hambatan Dalam Pengelolaan Sampah
1. Belum Ada Pemisahan Antara Sampah Basah dan Sampah Kering
Sampah yang terkumpul masih tercampur antara sampah kering dan sampah basah, belum ada pemisahan antara sampah kering dan sampah basah sehingga kesulitan untuk memanfaatkan sampah tersebut.
2. Kurangnya Pengetahuan Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah
Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah juga merupakan hambatan dalam pengelolaan sampah di Terminal Bumiayu, petugas disini pada umumnya belum tahu bagaimana memanfaatkan sampah sehingga semua sampah yang
sudah terkumpul langsung dibuang di TPS kemudian ke TPA. Mereka tidak tahu bahwa sampah juga bisa dibuat kompos dan memiliki daya jual yang tinggi, tetapi terkadang untuk sampah seperti botol, logam, besi diambil oleh pemulung sampah karena pengelola merasa tidak mempunyai jumlah tenaga yang cukup untuk mengelolanya sendiri.
3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam penanganan sampah
Fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan sampah yang ada di tempat pelayanan kesehatan ini sangatlah terbatas karena hanya memiliki sapu, cikrak dan tempat sampah.
4. Kurangnya biaya dalam menangani masalah sampah
Kurangnya biaya selalu menjadi faktor kendala dalam berbagai kegiatan. Begitupula dalam hal pemanfaatan sampah, karena disini dibutuhkan tempat penampungan sampah sementara dan untuk membuat tempat tersebut dibutuhkan biaya.

C. Analisis Masalah
Dari berbagai permasalahan yang ada, dapat dilakukan upaya pemecahan dengan alternatif pemecahan sebagai berikut :
1. Memberikan penyuluhan kepada petugas terminal, penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar tempat tersebut akan pentingnya menjaga kebersihan serta betapa bermanfaatnya sampah bila penanganannya dilakukan dengan baik.
2. Penempatan Lokasi Tempat Sampah
Prinsip umum penempatan tempat sampah adalah mudah dicapai oleh sumber sampah untuk itu penempatan tong sampah disini hendaknya mudah dicapai, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Volume tempat sampah juga sebaiknya lebih besar dibanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan sehingga sampah tidak membludak.

3. Melakukan Pemisahan Jenis Sampah Antara Sampah Kering dan Sampah Basah
Dengan melakukan pemisahan antara sampah kering dan sampah basah maka pemanfaatan sampah lebih mudah dilakukan. Misalnya saja untuk sampah kering (kertas, botol, plastick, dapat didaur ulang. Sedangkan sampah basah dapat digunakan sebagai kompos. Dengan adanya pemisahan tersebut maka secara otomatis jumlah tempat sampah harus ditambah karena untuk membedakan sampah basah dan sampah kering.
4. Penggunaan Kantong Plastik Untuk Tempat Sampah yang Terbuka atau Tanpa Tutup
Tempat sampah yang ada di tempat pelayanan kesehatan ini adalah tempat sampah yang tanpa tutup. Maka sebaiknya di dalam tempat sampah tersebut diberi kantong plastik untuk menampung sampah, hal ini mempunyai berbagai keuntungan antara lain :
a. Mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan bau.
b. Sampah basah tidak dapat dicapai lalat
c. Kerusakan pada tempat sampah lebih berkurang
d. Sampah tidak lengket pada tempat sampah sehinggga tempat sampah tetap bersih kering dan tahan lama.
e. Mengurangi tercemarnya sampah sewaktu diangkut dan dibuang ke TPA.
BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Terminal bus adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Persyaratan minimum hygiene dan sanitasi terminal bus dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Bagian luar
Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan :
a) Tempat parkir
b) Pembuangan sampah
c) Penerangan
2. Bagian dalam (interior)
a) Gedung perkantoran
b) Ruang tunggu
c) Jamban dan urinoir
d) Pembuangan air hujan dan air kotor
e) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet)
f) Pemadam kebakaran
g) Kotak P3K
h) Pengeras suara
i) Gudang tempat penyimpanan barang
j) Mushola
Permasalahan yang paling menonjol pada pengelolaan sampah di terminal Bumiayu antara lain :
1. Belum adanya pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dihasilkan baik oleh pengunjung, pihak puskesmas pedagang yang berada di sekitar puskesmas tersebut maupun pasien, sehingga sampah tercampur dan menimbulkan bau.
2. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah.
3. Di tempat tersebut juga tidak terdapat plakat maupun himbauan tentang menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
4. Tempat sampah yang digunakan adalah tanpa tutup sehingga memungkinkan adanya tikus, kecoa, maupun kucing merusak tempat tersebut.
5. Sampah hanya dibuang begitu saja di tempat sampah tanpa adanya pemilahan maupun pemanfaatan terhadap sampah.
Adapun alternatif pemecahan masalah yang ada di terminal Bumiayu antara lain :
1. Melakukan Pemisahan Jenis Sampah Antara Sampah Kering dan Sampah Basah
2. Memberikan penyuluhan kepada petugas terminal, penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar tempat tersebut
3. Penempatan lokasi tempat sampah yang stategis dan mudah dijangkau oleh semua pihak.
4. Menggunakan kantong plastik untuk tempat sampah yang tanpa tutup

B. Saran.
1. Adanya sangsi bagi pengguna terminal yang membuang sampah sembarangan.
2. Pembentukan organisasi yang bertugas khusus mengelola sampah terminal.
3. Hendaknya dilakukan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering agar dalam pemanfaatannya lebih mudah.
4. Sebaiknya menggunakan tempat sampah yang dapat menarik perhatian pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya tanpa mengabaikan aspek kesehatan.
5. Perlu adanya penambahan plakat maupun poster – poster tentang kebersihan untuk menghimbau pengunjung, pasien, maupun petugas untuk selalu menjaga kebersihan.


DAFTAR PUSTAKA
Hilal, Nur.2008. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.

Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.

Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan.

Pengantar Kesehatan Lingkungan, Diterbitkan oleh EGC

Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www. Google. Com

Terminal bus. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

www.vics.or.jp/english/vics/structure.html).